Skip to main content

We are a shark. We don't stop!!


Alasan Movielitas memilih film ini adalah nama Jake Gyllenhaal dan Michael Bay. Kira-kira seperti apa film Michael Bay kali ini. Sengaja tidak membaca sinopsis singkatnya, langsung tonton. Hasilnya lumayan. Meriah. *Diadaptasi dari film Denmark dengan judul yang sama.

Berkisah tentang seorang Will Sharp yang sedang membutuhkan dana kesehatan untuk sang istri. Menyadari bahwa mengabdi sebagai anggota marinir sekalipun bukan berarti negara akan bertanggung jawab pada kebutuhan finansialnya. Will Sharp pun galau. Will akhirnya memilih untuk menemui dan menerima ajakan saudara tiri nya, Daniel Sharp yang akrab dipanggil Danny.

Danny Sharp justru berprofesi terbalik dengan Will. Danny justru menjadi public enemy atau penjahat yang terkenal dengan aktifitas kriminalitas nya. Kali ini yang menjadi sasaran Danny adalah sebuah bank dan berencana merampok 32 juta US dollar. Dan, Danny sepertinya membutuhkan tenaga handal seorang Will Sharp.

Alur cerita film ini berjalan ringan dan cepat langsung ke konflik utama. Yaitu perampokan dalam kurun waktu sehari. Dari kejadian pagi hingga sore menjelang malam hari. Konflik nya cukup unik. Mengingatkan Movielitas pada konflik seperti di dalam film Speed nya Keanu Reeves.Uniknya dalah di dalam konflik kriminal ada konflik lain lagi yang menarik juga untuk disimak.

Bagaimana dengan konflik aksi laganya? Memang pernah satu waktu Movielitas mendengar ungkapan Michael Bay terlalu "lebay" pada saat menggarap Transformer. Tapi, disini Movielitas melihat cukup menghibur. Kualitas aksi laga nya cukup variatif dan bagus sekali penataan serta gaya pergerakan kamera mengambil sudut tangkapan.Bisa jadi berlebihan tapi keren. Seperti ungkapan dalam satu dialog kecil antara karakter Will dan Danny, "...we are a shark. We don't stop!! ". Seperti layaknya hiu yang "terjepit" dia akan menabrak ke sana kemari dengan kekuatan dan kecepatan tinggi tanpa henti hingga akhir. Kurang lebih seperti itu menggambarkan kualitas aksi laga dalam film ini. 

Overall, bagi Movielitas film Michael Bay kali ini cukup menghibur. Meski terasa serius tapi masih bisa menyelipkan sedikit demi sedikit komedi cerdas. Salah satunya seperti adanya persetujuan antara polisi dan perampok untuk memperlambat aksi kejar-kejaran mereka dengan kecepatan 32 km/h alias sangat lambat sekali hanya untuk memberi ruang pada penjahat untuk berbuat kebaikan. Plot cerita nya yang simple yaitu sehari dari pagi hingga malam hari. Aksi laga yang meriah dan keren.

Ambulance (2022) - 7/10

Comments

Popular posts from this blog

Manorgate

Kali ini Jason Blum dengan Blumhouse Prod. nya melahirkan satu karya lagi. Kali ini bukan genre biasanya, horor, melainkan thriller. Secara konsep atau ide cerita, Movielitas suka. Keren.  Berkisah tentang sekelompok orang, menurut sinopsis yang beredar berjumlah sebelas dua belas, hanya karena Movielitas lemah dalam menghitung tokoh, jadi sebut saja sekelompok orang pria-wanita tua-muda yang terbangun dari pingsan di sebuah hutan belantara. Mereka semua bersamaan tersadar dengan kondisi mulut dibekap. Setelah berhasil melepaskan ikatan mulut, satu-per satu dari mereka pun ditembak di tempat. Dan cerita pun mengalir dengan tanda tanya besar apa yang sebenarnya terjadi. Alur cerita film ini dijalankan memakai konsep akibat-sebab. Mereka yang menjadi korban merupakan warga dari negara-negara bagian yang ada di Amerika sana. Bukan tanpa alasan mereka "terpilih" untuk dijadikan pesta pembunuhan. Dari akibat dibunuh satu per satu, akhirnya muncul dua konflik yaitu mencari dalang d

Dibalik obat Ridocaine

Sajian kali ini berkisah tentang seorang ibu yang hidup dengan anak perempuannya. Sang anak menderita sebuah penyakit kelumpuhan dan harus hidup di atas kursi roda. Konflik terjadi karena pola pendidikan sang ibu yang terlalu "sayang" kepada sang anak hingga membatasi sang anak dari dunia luar. Hingga sang anak mulai beranjak dewasa dan mulai kritis terhadap apa yang terjadi pada dirinya. Alur plot ceritanya lumayan. Seperti judulnya hanya terdiri 3 huruf, Movielitas menyukai gaya minimalis cerita, konflik dan pemainnya. Tidak perlu melebar kemana-mana. Gaya thriller-nya soft saja, tidak yang penuh emosional. Dari segi akting, chemistry antar duo aktris sebagai ibu-anak, Sarah Paulson-Kiera Allen, cukup bagus. Mungkin, versi Movielitas, film ini mengangkat realita yang kadang memang ada, dimana gaya didikan orang tua ada yang terlalu protektif dengan alasan kasih sayang. Di satu sisi baik, tapi di sisi lain, juga bisa "melumpuhkan" sang anak itu sendiri. Overall, ba

Tiger Wong versi layar lebar

Begitu Nicolas Tse menyebut nama karakternya ... Tiger Wong, baru semuanya jelas. Ternyata film ini merupakan adaptasi dari komik lawas yang fenomenal (setidaknya bagi jaman penulis Sekolah Dasar dulu) yang berjudul Tiger Wong. Alur ceritanya sendiri, kurang begitu menancap baik. Karena sibuk mencocokkan karakter yang ada di film dengan memori penulis tentang komik Tiger Wong. Dan, ternyata memang berbeda. Yang penulis kenal dari komik Tiger Wong, adalah petualangan duo Tiger Wong dan Gold Dragon. Disini ada karakter Dragon Wong (kakak dari Tiger Wong) yang di komik karakternya "terlewatkan" dan diceritakan telah meninggal. Lebih pas bila karakter Tiger Wong dibawakan Donnie, pendapat penulis. Karakter Tiger Wong disini minus jurus Sembilan Matahari. Gold Dragon. Disini justru bernama Turbo. Sama, menggunakan Nunchaku. Sama, andalan jurus Baju Besi Emas dengan simbol Lonceng Besi. Minus karakter Guy si Tapak Budha. Disini ada karakter 4 sahabat, namun

Asmara terlarang yang membakar gairah di kamar 422

Warning for under 24 y.o. !!! ( 24++ ) Dari sisi konsep, film ini cukup kreatif. Tentang percintaan yang "panas" dalam waktu semalam di sebuah kamar hotel di Italia. Drama percintaan yang panas disini bukan antara pria dan wanita, melainkan wanita dengan sesama wanita yang baru saling mengenal satu sama lain. Alur ceritanya sederhana, tidak banyak makan lokasi. Sepaanjang film dihabiskan di sebuah kamar hotel. Otomatis, fokus karakternya pun hanya dua saja. Antara Bela dan Natasha. Alur ceritanya, ngobrol-bercinta-ngobrol-bercinta-ngobrol-bercinta.... Untuk sesi dewasanya, cukup berani dan panas. Untuk sesi konflik dramanya, biasa saja. Yang tertinggal dari kisah di film ini adalah pertanyaan, apakah kedua aktris cantik seksi di film ini tidak merasa masuk angin selama pembuatan film?? Room In Rome (2010) - 6/10

Pembahasan tentang seks dalam keluarga

Wooww... Warning dulu. Karena film ini sarat dengan hal-hal yang berbau "dewasa", pastinya tidak cocok dikonsumsi bagi jiwa-jiwa labil yang gemar meniru. Warning berikutnya, siapkan tisue... Dari judulnya mungkin sudah bisa ditebak isi buah film ini. Pertama dari negara Perancis, dan kedua berkisah seputar seksual. Menarik. Setidaknya film ini membahas seputar seksualitas di sebuah keluarga yang tidak tabu membahasnya. Dan, bagi keluarga ini, seks merupakan kebutuhan manusia selayaknya makan. Siapapun memerlukan makan, dan seharusnya menjual makanan bagi kebutuhan orang lain pun tidak ada salahnya. Sebaliknya, siapapun (harusnya) membutuhkan atau setidaknya memiliki naluri seksual. Bagi Movielitas dari segi cerita, drama film ini mungkin memiliki pesan moral seputar pentingnya edukasi seks dalam sebuah keluarga. Bukan untuk hal negatif, justru untuk bekal bagi yang muda agar tidak sembarangan mengumbar nafsu secara tak bertanggung jawab. Sedangkan

Memburu jejak emas batangan bermotif penari Bali

Dulu, seingat penulis film ini cukup fenomenal pada jamannya. Terutama pada penggunaan mini cooper. Meskipun sebenarnya Mr.Bean sudah lama memakai di serial televisi. Kini, ada kesempatan kembali menikmati sajian film yang disutradarai F.Gary Gray. Dan, yang baru bisa penulis sadari adalah jajaran cast -nya yang ternyata cukup mantab. Mark Wahlberg, Jason Statham, Mos Def, Donald Sutherland, Edward Norton, tak ketinggalan pemanis yang seksi Charlize Theron. Kalau dari template ceritanya, kurang lebih mirip gaya Ocean Eleven . Satu tim dengan gaya santai berusaha "merampok" barang curian jutaan dollar. Banyak bintang tenar yang kemudian diletakkan sebagai tim dengan keahlian. Disini minus anggota dari daratan Asia. Tidak perlu memikirkan caranya atau berapa biayanya. Baik antara tim Ocean maupun tim Charlie disini memiliki kesamaan, semua serba sudah tersedia. Tugas mereka hanya menyajikan hiburan apik aksi pencurian kelas atas. The Italian

Kisah Dua Anak Manusia Yang Terdampar Indah

Film ini penulis dengar gaungnya karena disebut-sebut kontroversial (pada jamannya). Sejauh apa kontroversialnya. Ide ceritanya lumayan. Sebuah kapal besar dengan penumpang bangsawan mengalami kerusakan di tengah laut. Di antara yang selamat adalah sepasang saudara laki-perempuan yang masih anak-anak, Richard-Emmeline, ditemani oleh seorang dewasa, Bapak Button. Mereka bertiga kemudian terdampar di sebuah pulau kecil terpencil tanpa signal apapun. Kurang lebih seperti Castaway. Dan, tak lama berselang, Bapak Button meninggal. Jadilah Richard-Emmeline hidup sendirian di pulau itu. Beranjak dewasa....inilah fokus ceritanya. Kontroversialnya mungkin terletak di poin ini. Di satu sisi, "menarik" sekali. Brooke Shield pada saat itu masih cantik,imut,menggairahkan. Film ini seolah mengajak ikut berfantasi, bagaimana jadinya bila terdampar berdua.. ( dengan catatan kalau dengan mirip Brooke Shield versi muda ini! ) pasti asyik... Lain cerita kalau ternyata pasang

Tak Seperti 4Bia

Mungkin terkena "demam sekuel" yang akhirnya menjadi kurang greget. Sekuel dari 4bia ini terasa sedikit memaksa horor hingga "harus" horor. Ada 5 kisah, yang terasa masih kalah kualitas jika disandingkan dengan 4bia . Horor yang ditampilkan banyak adegan kejutan khas film horor standard, dengan make up evil penuh darah menyeramkan, dan terasa sangat biasa. Dari 5 kisah yang dihadirkan, hanya kisah In The End yang terasa berkesan. Masih memakai pemeran sama dengan 4bia, cerita In The End masih tetap dalam porsi komedi horor yang ditampilkan pas. Phobia 2 (2009) - 5/10

Menjadi anak nakal selamanya

Kali ini film ketiga dari film aksi laga campur komedi yang dibintangi oleh duet Will Smith dan Martin Lawrence, Bad Boys . Kisah utamanya adalah petualangan sepasang detektif kompak dan kocak dalam menangkap penjahat. Di seri ketiga ini, sesuai dengan usia, pasangan detektif ini harus mau bekerja sama dengan pasukan yang lebih segar atau muda. Dari segi plot cerita, lumayan ada sisi dramatis nya. Dari sisi alur cerita, sedikit kakau di beberapa bagian.  Soal humor yang diangkat, lumayan sedikit menghibur meski tidak sekonyol duet detektif di The Other Guys . Pusat komedi masih tetap pada gaya kalem Martin Lawrence yang bertolak belakang dengan gaya koboi gila-gilaan Will Smith. Dari sisi aksi laga, entah karena memang faktor usia atau memang gaya laga Hollywood yang mengandalkan aksi laga mewah ledak-ledakan, kurang begitu maksimal. Di beberapa bagian masih bagus, tapi sebagian besar aksi laga yang ditampilkan kurang menarik bagi Movielitas. Overall, yang pasti film ini cocok untuk pe

Dewa Judi

Salah satu film klasik Hongkong yang paling berkesan. Bagaimana tidak berkesan, karena film ini pertama kali penulis tonton saat masih Sekolah Dasar. Dan, langsung terpikat sekaligus tak lupa meniru gaya cool Dewa Judi. Salah duanya, bermain kartu ala poker meski tak tahu aturan resminya, pokoknya 2 kartu tertutup lalu dibuka pelan pelan pelan sekali. Tak lupa gaya makan coklatnya, yang alhasil langsung batuk-batuk akibat kebanyakan coklat. Rambut? Sayang tak bisa menirunya. Apa saja yang berkesan dari film lawas ini? Segudang momen berkesan dari sini. Mulai Chow Yun Fat, pasti. Karena karakter Chun Dewa Judi ini melekat pada diri Chow Yun Fat, bahkan saat Chow bermain untuk Hollywood bersama Mark Wahlberg, masih sempat menyelipkan karakter Dewa Judi. Cool, calm, confident , selalu tersenyum, menghabiskan banyak minyak rambut. Andy Lau. Ya, film ini juga dibintangi Andy Lau yang bermain dengan gaya kocak. Dan memang konflik film ini lebih mengarah ke komedi aksi.