Skip to main content

Imajinasi anak kecil yang membasahi tanah

Kali ini pilihan kembali jatuh ke genre favorit Movielitas yaitu based on true story alias kisah nyata. Mengambil kisah dari tanah Afrika tentang perjuangan seorang bocah yang terlahir dari keluarga miskin keluar dari kesulitan ekonomi akibat kondisi cuaca dan politik di kampung halamannya.

Film yang disutradarai aktor Chiwetel Ejiofor yang juga ikut bermain sebagai Trywell berkisah tentang seorang anakWilliam Kamkwamba yang memiliki bakat serta ketertarikan di dunia elektrik. Kesulitan ekonomi yang dialami keluarganya membuat William kesulitan untuk mendapatkan pendidikan. Meskipun keluarga Trywell memiliki tanah namun tidak produktif dikarenakan watak Trywell dan kondisi cuaca yang tidak mendukung. Keingintahuan serta bakat yang dimiliki oleh William membawa ke sebuah penemuan kecil dan sederhana namun setidaknya bisa berdampak positif bagi warga di kampungnya.

Dari segi plot cerita, bisa dikatakan biasa saja. Meskipun mungkin dibintangi oleh sederet artis yang kurang familiar namun dari segi akting dan pengambilan gambar cukup bagus. Khususnya bagi penampilan Maxwell Simba sebagai William Kamkwamba. Dan sebagai debut film yang disutradarai oleh aktor Chiwetel Ejiofor, Movielitas pun menilai tidak terlalu buruk. Musiknya bagus dan penyampaian cerita dengan pesan moral yang ingin disampaikan juga bisa diterima dengan baik.

Secara drama film ini bagus untuk disimak bagi penonton yang mungkin sedang mengalami di posisi William. Tidak harus dengan hidup di ekonomi sulit tapi mungkin sedang berada di posisi tidak mendapat dukungan dari orang tua. Pesan moral dari film ini versi Movielitas adalah bahwasanya hidup manusia akan dimulai dari titik nol. Dimulai dari "kekeringan". Tidak memiliki apa-apa. Semua harus dimulai dari belajar dan pengetahuan serta mencoba.

The Boy Who Harnessed The Wind (2019) - 6/10

Comments

Popular posts from this blog

Asmara di dalam kelas yang terlarang

Drama dari Swedia. Temanya tentang hubungan asmara antara guru dan muridnya. Tema kontroversial seperti ini biasanya memiliki sisi membuat penasaran. Bagi penulis, hanya sebagian saja yang menarik. Terutama saat berfokus pada manisnya asmara guru dan murid. Masih malu-malu. Kemudian berkembang menjadi intim. Alur cerita menjadi tak menentu ketika plot asmara antara karakter guru, Viola, dan muridnya, Stig, perlahan mulai menghilang panasnya. Irama film tidak lagi berfokus pada dua karakter utama, melainkan mulai memasukkan porsi karakter lain yang kurang berpengaruh banyak. Karakter Stig bahkan bersahabat dengan suami gurunya. Stig juga secara tiba-tiba punya kekasih yang sebaya. Keseluruhan, menarik pada plot kisah asmara guru dan murid. Plot pengembangannya, kurang begitu menarik. All Things Fair (1995) - 6/10  

Kasus dalam roll 8mm

Film misteri pembunuhan ini disutradarai oleh Joel Schumacher dan dibintangi aktor kawakan Nicolas Cage. Berkisah tentang seorang investigator swasta yang menangani sebuah kasus penculikan dengan kekerasan. Dari segi jalan cerita sangat menarik. Gaya film ini seperti membuka bungkus misteri satu demi satu. Runtun lancar dan terangkai baik. Kemampuan film dalam membungkus misteri mampu membuat betah menyimak hingga akhir. 8mm (1999) - 7/10

Dibalik obat Ridocaine

Sajian kali ini berkisah tentang seorang ibu yang hidup dengan anak perempuannya. Sang anak menderita sebuah penyakit kelumpuhan dan harus hidup di atas kursi roda. Konflik terjadi karena pola pendidikan sang ibu yang terlalu "sayang" kepada sang anak hingga membatasi sang anak dari dunia luar. Hingga sang anak mulai beranjak dewasa dan mulai kritis terhadap apa yang terjadi pada dirinya. Alur plot ceritanya lumayan. Seperti judulnya hanya terdiri 3 huruf, Movielitas menyukai gaya minimalis cerita, konflik dan pemainnya. Tidak perlu melebar kemana-mana. Gaya thriller-nya soft saja, tidak yang penuh emosional. Dari segi akting, chemistry antar duo aktris sebagai ibu-anak, Sarah Paulson-Kiera Allen, cukup bagus. Mungkin, versi Movielitas, film ini mengangkat realita yang kadang memang ada, dimana gaya didikan orang tua ada yang terlalu protektif dengan alasan kasih sayang. Di satu sisi baik, tapi di sisi lain, juga bisa "melumpuhkan" sang anak itu sendiri. Overall, ba...

Gairah hidup Lucia

Mungkin memang dasarnya sedang false on mood dan diperparah dengan keberadaan subtitle serta bahasa yang dipakai, penulis kurang bisa menikmati drama eksotis ini. Yang bisa penulis resapi adalah film ini berkisah tentang seorang wanita cantik yang jatuh hati kepada seorang penulis. Sejak itu, cerita menjadi rangkaian pecahan demi pecahan yang tersebar dan harus dipungut kemudian dipasangkan. Sulit. Penulis mulai "ketinggalan" laju cerita, antara kisah cinta Lucia dan Lorenzo, kemudian berlanjut ke drama Lucia yang ditinggal pergi. Flashback ke masa-masa erotis Lucia bersama Lorenzo, semakin sulit diikuti terlebih lagi memasuki babak drama depresi Lorenzo yang membangun kisah roman dalam tulisannya. Kalau dari sisi erotisnya, cukup membakar gairah dan bukan untuk kalangan bocah. Namun kalau dari sisi dramanya meski direspon positif oleh banyak pihak, bagi penulis masih kurang bisa dinikmati secara ringan. Perlu ekstra mengikuti serta meresapi. Tinggal pilih ...

Tiger Wong versi layar lebar

Begitu Nicolas Tse menyebut nama karakternya ... Tiger Wong, baru semuanya jelas. Ternyata film ini merupakan adaptasi dari komik lawas yang fenomenal (setidaknya bagi jaman penulis Sekolah Dasar dulu) yang berjudul Tiger Wong. Alur ceritanya sendiri, kurang begitu menancap baik. Karena sibuk mencocokkan karakter yang ada di film dengan memori penulis tentang komik Tiger Wong. Dan, ternyata memang berbeda. Yang penulis kenal dari komik Tiger Wong, adalah petualangan duo Tiger Wong dan Gold Dragon. Disini ada karakter Dragon Wong (kakak dari Tiger Wong) yang di komik karakternya "terlewatkan" dan diceritakan telah meninggal. Lebih pas bila karakter Tiger Wong dibawakan Donnie, pendapat penulis. Karakter Tiger Wong disini minus jurus Sembilan Matahari. Gold Dragon. Disini justru bernama Turbo. Sama, menggunakan Nunchaku. Sama, andalan jurus Baju Besi Emas dengan simbol Lonceng Besi. Minus karakter Guy si Tapak Budha. Disini ada karakter 4 sahabat, namun...

Pembahasan tentang seks dalam keluarga

Wooww... Warning dulu. Karena film ini sarat dengan hal-hal yang berbau "dewasa", pastinya tidak cocok dikonsumsi bagi jiwa-jiwa labil yang gemar meniru. Warning berikutnya, siapkan tisue... Dari judulnya mungkin sudah bisa ditebak isi buah film ini. Pertama dari negara Perancis, dan kedua berkisah seputar seksual. Menarik. Setidaknya film ini membahas seputar seksualitas di sebuah keluarga yang tidak tabu membahasnya. Dan, bagi keluarga ini, seks merupakan kebutuhan manusia selayaknya makan. Siapapun memerlukan makan, dan seharusnya menjual makanan bagi kebutuhan orang lain pun tidak ada salahnya. Sebaliknya, siapapun (harusnya) membutuhkan atau setidaknya memiliki naluri seksual. Bagi Movielitas dari segi cerita, drama film ini mungkin memiliki pesan moral seputar pentingnya edukasi seks dalam sebuah keluarga. Bukan untuk hal negatif, justru untuk bekal bagi yang muda agar tidak sembarangan mengumbar nafsu secara tak bertanggung jawab. Sedangkan...

Menguak rahasia setelah terkubur

Tidak hanya bercerita soal tragedi seorang remaja belasan, Alice Palmer, yang tewas tenggelam di dam saat berpiknik tapi lebih dari itu. Alice Palmer diyakini "kembali" ke rumahnya untuk memberi tahu tabir misteri siapa sebenarnya Alice Palmer kepada keluarganya sendiri. Pertama kali, begitu masuk ke ranah cerita film ini bagi penulis cukup menarik. Alasannya, tanpa melakukan research . Random pick , film ini memang terlihat seperti film dokumenter. Ada footage yang terlihat asli. Ada sesi interview. Ada adegan penggambaran suasana pencarian oleh kepolisian. Ada sesi footage interview televisi. Kemudian, setelah mencari infonya, ternyata film ini adalah horor mockumentary . Penulis sendiri kurang memahami betul apa yang dimaksud mockumentary. Yang pasti bukan documentary. Lalu, info lainnya adalah Talia Zucker as Alice Palmer. Jadi, setelah melakukan pencarian info, film ini sepertinya bukan film asli dokumentasi. Menariknya adalah sedikit sulit bagi penulis m...

Eden Lake yang tak seindah Eden

Sepasang kekasih melakukan liburan di daerah Eden Lake yang jauh dari keramaian kota. Sayangnya, daerah yang mereka kunjungi bukanlah daerah yang ramah. Sederhana saja. Dengan 3 kunci film ini dimainkan dengan alur cerita tidak lamban. Diawali dengan nuansa kemesraan ini....lalu terjadi gesekan konflik dan escape and try to survive . Cukup keras dalam visual kekerasannya. Menonjok dan sakit. Yang membuat film ini menonjok adalah karakter villain-nya yang masih seumuran remaja belia. Tentu saja penulis harus mengagumi akting para teenagers yang cukup natural karena mereka yang membakar cerita dalam film ini. Terutama karakter Brett. Dari sisi konflik ditata dengan tingkatan yang menanjak mulai konflik sepele hingga melebar kriminal. Alhasil, ketegangan yang ditampilkan dapat terasa feel -nya. Eden Lake (2008) 7/10

Pierre dan cinta segitanya

Kata narasumber yang enath bisa dipercaya atau tidak, ukuran film yang termasuk kategori “kurang” menarik bagi selera orang yang berbeda-beda adalah bisa menjadi obat tidur. Movielitas sendiri mempercayai fakta tersebut. Sering Movielitas memutar ulang film favorit, bahkan sampai tidak ditonton pun biasanya tidak bakal tertidur di tengah-tengah putaran film. Kali ini ada suguhan dari negara Perancis. Sejauh yang bisa Movielitas pahami adalah berkisah tentang seorang lelaki beruntung bernama Pierre. Beruntung karena, muda tampan, kaya raya, tinggal di rumah model istana megah, dan memiliki kekasih cantik. Diceritakan bahwa Pierre ini akan melangsungkan pernikahan dengan kekasih nya. Namun, sebelum acara pernikahan berlangsung, Pierre malah dipertemukan dengan seorang wanita misterius, yang ternyata mengaku sebagai saudara kandung. Namanya cerita, fantasi seseorang bisa saja menjadi tinggi bahkan akan sulit dipahami pada titik tertentu. Sama juga di film ini. Sepanjang durasi awal, M...

Cerita dalam pesawat United 93

Satu lagi sebuah karya Paul Greengrass yang berhasil penulis tangkap. Dan, sekali lagi film yang berbicara soal terorisme setelah Green Zone , Sunday Bloody Sunday , dan Captain Phillips yang penulis dapatkan lebih dahulu. Dan, Paul Greengrass menampilkan sebuah karya yang baik disini. Bila sebelumnya penulis telah menyimak film dokumentasi dari pemadam kebakaran New York pada saat terjadi tragedi WTC, kali ini sudut yang diambil oleh Paul adalah dari dalam pesawat United 93. Dimana seperti yang menjadi sejarah dunia pada tanggal 11 September 2001 , gedung WTC ditabrak oleh pesawat komersil yang dibajak, kemudian Pentagon. Dan, pesawat United 93 ini termasuk dalam daftar pesawat yang dibajak hanya tidak mencapai targetnya (Gedung Putih). Menurut penulis, meski ditulis no one survived , sepertinya cerita "bagaimana" kondisi pembajakan di dalam pesawat diambil dari serangkaian hubungan telepon via penumpang kepada keluarga kerabat yang berada di darat. Yang menur...