Karena film ini memakai nama Lionsgate, terasa beda sinematografi-nya. Film laga Jackie Chan bila kerjasama dengan Hollywood memang beda sekali bermain di negara Jackie sendiri. Entah karena memang faktor usia atau memang tuntutan plot cerita-nya itu sendiri. Jika dibandingkan dengan film Jackie dengan background Hollywood, Karate Kid, film ini masih jauh kualitasnya. Di Karate Kid, meski porsi Jackie tidak sebanyak Jaden Smith dan produser dipegang Will Smith (bahkan disini Jackie Chan selaku Produser) penampilan Jackie di Karate Kid jauh lebih bagus.
Movielitas teringat pada gaya film The Spy Next Door, yang lagi-lagi Jackie dengan Lionsgate. Kalau di film The Spy Next Door masih jelas arah genre-nya, action-komedi keluarga. Disini, penampilan Jackie seperti kebingungan. Dari pembukaan film, terasa arah film bakal seperti New Police Story 2004, atmosfir film Jackie lebih ke arah serius daripada seperti di Rush Hour. Tapi di tengah-tengah cerita, masih ada usaha meng-komedi-kan suasana. Dan untuk film ini, komedi khas Jackie sama sekali tidak pas saat dimasukkan ke dalam cerita.
Film ini berkisah tentang seorang polisi Lin Dong harus merelakan berpisah dengan putri-nya dan melepas jabatan sebagai polisi setelah menangani kasus penjahat bernama Andre. Kasus tersebut tidak sepenuhnya terselesaikan, tiga belas tahun kemudian, Lin Dong terpaksa harus beraksi kembali.
Kalau dari segi alur cerita, film ini masih bisa diikuti. Hanya saja dari sisi konflik-nya, agak membingungkan. Film ini terasa digiring ke arah film futuristik dengan tampilan kostum, senjata, tone warna bahkan pesawat yang mirip Star Trek. Tapi tidak terlihat sepenuhnya futuristik juga menurut Movielitas.
Tokoh karakter yang berusaha menjadi joker atau tokoh urusan komedi diserahkan pada karakter Li Sen. Yang menurut Movielitas kurang berfungsi alias tidak lucu. Ciri khas aksi laga digabung dengan komedi ala Jackie Chan seperti yang Movielitas sebut di atas, juga hampir tidak ada. Porsi laga, memang ada tapi sudah tidak seheboh film-film Jackie yang biasanya (bisa jadi karena faktor usia).
Overall, film Jackie kali ini, menurut Movielitas, flop. Kurang menarik dan tidak jelas arah ceritanya. Alur cerita dan akting pemainnya beberapa kali terasa kaku. Dibilang komedi tidak bisa, dibilang film laga tapi bukan khas Jackie Chan. Dibilang futuristik tidak sepenuhnya, dibilang jaman sekarang juga tidak pas. Sisi akting drama Jackie juga tidak maksimal. Komedi campur laga khas Jackie Chan tidak ada, dan ciri khas selipan sedikit behind the scene di akhir film juga hilang. Mengecewakan.
Mungkin ada satu yang memorable di film garapan sutradara Leo Zhang ini, yaitu adegan Jackie saat harus berlari hingga ke titik teratas dari bangunan Opera House Sidney Australia. Di sebuah video Youtube yang berisi acara talkshow bersama Jackie Chan, Movielitas ingat bahwa Jackie Chan memang ada ikatan khusus dengan Australia. Dan, adegan di Opera House seperti sengaja ditampilkan untuk menggambarkan achievement seorang Jackie Chan di perjuangan dunia hiburan khususnya di dunia film. Legend.
Bleeding Steel (2017) - 4/10
Comments
Post a Comment