Skip to main content

Perfluorooctanoic Acid (PFOA)/C-8 di balik slogan anti lengket

Jauh sebelum muncul pandemi Covid-19 yang menggemparkan dunia, bukan berarti tidak ada virus mematikan di muka bumi ini. Seperti yang terjadi di film garapan sutradara Todd Haynes ini. Mengangkat kisah seputar rahasia gelap kelam di balik kesuksesan sebuah produk yang pernah hits pada jamannya. Untuk Movielitas yang memang sangat kurang update urusan berita sejak jaman dulu, film dengan tag based on true story semacam ini bisa menjadi alat menambah pengetahuan meski terlambat.

Menonton film ini ada tiga judul film lainnya yang paling sering muncul di kepala. Pertama, Dark Water versi Jepang tahun 2002 silam. Hanya sebatas persamaan judul semata, kalau soal konflik benar-benar jauh berbeda. Kedua, A Civil ACtion (1998) dengan aktor John Travolta, kurang lebih konfliknya sama. Dan, film The Insider dengan aktor Russell Crowe nya.

Film ini berkisah tentang perjuangan seorang pengacara biasa, Robert Bilott, yang mendapatkan seorang klien istimewa yang datang dengan awal perkenalan tidak lazim, yaitu Wilbur Tennant. Wilbur meminta tolong kepada Robert untuk menjadi pengacaranya kemudian untuk menggugat perusahaan zat kimia raksasa DuPont.

Awalnya Movielitas menduga film ini akan jatuh seperti kisah di film A Civil Action dan berbicara seputar konflik limbah. Rakyat biasa melawan perusahaan, kurang lebih bakal seperti itu. Tapi, ternyata keliru besar. Konflik film ini tidak berhenti soal limbah atau kode kimia yang misterius, melainkan melebar ke salah satu produk yang pernah mendunia era 90an akhir yaitu sang Happy Pan atau sangat umum dikenal dengan sebutan Teflon. Movielitas sendiri baru tahu kalau Teflon merupakan produk dari DuPont ini. Konflik utama kemudian dibuka dengan temuan bahwa di balik slogan terkenal anti lengket ada kandungan zat berbahaya bagi kesehatan manusia. Parahnya mungkin dikarenakan "virus kimiawi" ini bersifat handmade.

Movielitas besar di jaman produk Teflon ini mendunia. Waktu itu cukup hits produk wajan ini. Tapi Movielitas sendiri baru tahu kalau ada kasus Teflon setelah menonton film ini.

Bagaimana cara membuktikan bahwa dalam darah pengguna produk Teflon yang terlanjur mendunia ini ternyata akhirnya mengandung zat berbahaya? Caranya harus melalui tes sample darah, kalau di era pandemi Covid kurang lebih dengan swab atau PCR dan sejenisnya. Sebenarnya tidak hanya produk DuPont dengan Teflon saja yang jadi pembahasan di film ini, bahkan menurut klaim film ini aliran air pun sudah terkontaminasi.

Begitu luasnya pasaran wajan anti lengket ini, mengingatkan Movielitas pada konflik di film The Insider yang juga mengangkat konflik zat berbahaya yang terlanjur dipasarkan. Hanya saja di The Insider konfliknya seputar industri tembakau yang memang sudah diketahui berbahaya jika dihisap.

Overall, Movielitas suka film ini. Bagus. Menarik. Bila kita tahu apa itu Teflon mungkin bisa jadi nilai tambah wawasan. Untuk masuk ke konflik utama, tidak perlu bertele-tele. Alur cerita film ini berjalan rapi cepat dan masih bisa dipahami konflik nya. Tapi, kalau soal hukum dan pernak-pernik nya jujur Movielitas kurang paham. Satu lagi yang pastinya patut diapresiasi adalah penampilan fisik dan akting dari Mark Ruffalo yang luar biasa.

Perenungan terakhir, "virus" itu bisa mampir ke tubuh manusia kapan saja, dimana saja dan darimana saja, baik disengaja ataupun tak disengaja.

Dark Waters (2019) - 7/10


Comments

Popular posts from this blog

Pembahasan tentang seks dalam keluarga

Wooww... Warning dulu. Karena film ini sarat dengan hal-hal yang berbau "dewasa", pastinya tidak cocok dikonsumsi bagi jiwa-jiwa labil yang gemar meniru. Warning berikutnya, siapkan tisue... Dari judulnya mungkin sudah bisa ditebak isi buah film ini. Pertama dari negara Perancis, dan kedua berkisah seputar seksual. Menarik. Setidaknya film ini membahas seputar seksualitas di sebuah keluarga yang tidak tabu membahasnya. Dan, bagi keluarga ini, seks merupakan kebutuhan manusia selayaknya makan. Siapapun memerlukan makan, dan seharusnya menjual makanan bagi kebutuhan orang lain pun tidak ada salahnya. Sebaliknya, siapapun (harusnya) membutuhkan atau setidaknya memiliki naluri seksual. Bagi Movielitas dari segi cerita, drama film ini mungkin memiliki pesan moral seputar pentingnya edukasi seks dalam sebuah keluarga. Bukan untuk hal negatif, justru untuk bekal bagi yang muda agar tidak sembarangan mengumbar nafsu secara tak bertanggung jawab. Sedangkan...

Dibalik obat Ridocaine

Sajian kali ini berkisah tentang seorang ibu yang hidup dengan anak perempuannya. Sang anak menderita sebuah penyakit kelumpuhan dan harus hidup di atas kursi roda. Konflik terjadi karena pola pendidikan sang ibu yang terlalu "sayang" kepada sang anak hingga membatasi sang anak dari dunia luar. Hingga sang anak mulai beranjak dewasa dan mulai kritis terhadap apa yang terjadi pada dirinya. Alur plot ceritanya lumayan. Seperti judulnya hanya terdiri 3 huruf, Movielitas menyukai gaya minimalis cerita, konflik dan pemainnya. Tidak perlu melebar kemana-mana. Gaya thriller-nya soft saja, tidak yang penuh emosional. Dari segi akting, chemistry antar duo aktris sebagai ibu-anak, Sarah Paulson-Kiera Allen, cukup bagus. Mungkin, versi Movielitas, film ini mengangkat realita yang kadang memang ada, dimana gaya didikan orang tua ada yang terlalu protektif dengan alasan kasih sayang. Di satu sisi baik, tapi di sisi lain, juga bisa "melumpuhkan" sang anak itu sendiri. Overall, ba...

Asmara di dalam kelas yang terlarang

Drama dari Swedia. Temanya tentang hubungan asmara antara guru dan muridnya. Tema kontroversial seperti ini biasanya memiliki sisi membuat penasaran. Bagi penulis, hanya sebagian saja yang menarik. Terutama saat berfokus pada manisnya asmara guru dan murid. Masih malu-malu. Kemudian berkembang menjadi intim. Alur cerita menjadi tak menentu ketika plot asmara antara karakter guru, Viola, dan muridnya, Stig, perlahan mulai menghilang panasnya. Irama film tidak lagi berfokus pada dua karakter utama, melainkan mulai memasukkan porsi karakter lain yang kurang berpengaruh banyak. Karakter Stig bahkan bersahabat dengan suami gurunya. Stig juga secara tiba-tiba punya kekasih yang sebaya. Keseluruhan, menarik pada plot kisah asmara guru dan murid. Plot pengembangannya, kurang begitu menarik. All Things Fair (1995) - 6/10  

Pierre dan cinta segitanya

Kata narasumber yang enath bisa dipercaya atau tidak, ukuran film yang termasuk kategori “kurang” menarik bagi selera orang yang berbeda-beda adalah bisa menjadi obat tidur. Movielitas sendiri mempercayai fakta tersebut. Sering Movielitas memutar ulang film favorit, bahkan sampai tidak ditonton pun biasanya tidak bakal tertidur di tengah-tengah putaran film. Kali ini ada suguhan dari negara Perancis. Sejauh yang bisa Movielitas pahami adalah berkisah tentang seorang lelaki beruntung bernama Pierre. Beruntung karena, muda tampan, kaya raya, tinggal di rumah model istana megah, dan memiliki kekasih cantik. Diceritakan bahwa Pierre ini akan melangsungkan pernikahan dengan kekasih nya. Namun, sebelum acara pernikahan berlangsung, Pierre malah dipertemukan dengan seorang wanita misterius, yang ternyata mengaku sebagai saudara kandung. Namanya cerita, fantasi seseorang bisa saja menjadi tinggi bahkan akan sulit dipahami pada titik tertentu. Sama juga di film ini. Sepanjang durasi awal, M...

Manorgate

Kali ini Jason Blum dengan Blumhouse Prod. nya melahirkan satu karya lagi. Kali ini bukan genre biasanya, horor, melainkan thriller. Secara konsep atau ide cerita, Movielitas suka. Keren.  Berkisah tentang sekelompok orang, menurut sinopsis yang beredar berjumlah sebelas dua belas, hanya karena Movielitas lemah dalam menghitung tokoh, jadi sebut saja sekelompok orang pria-wanita tua-muda yang terbangun dari pingsan di sebuah hutan belantara. Mereka semua bersamaan tersadar dengan kondisi mulut dibekap. Setelah berhasil melepaskan ikatan mulut, satu-per satu dari mereka pun ditembak di tempat. Dan cerita pun mengalir dengan tanda tanya besar apa yang sebenarnya terjadi. Alur cerita film ini dijalankan memakai konsep akibat-sebab. Mereka yang menjadi korban merupakan warga dari negara-negara bagian yang ada di Amerika sana. Bukan tanpa alasan mereka "terpilih" untuk dijadikan pesta pembunuhan. Dari akibat dibunuh satu per satu, akhirnya muncul dua konflik yaitu mencari dalang d...

Kasus dalam roll 8mm

Film misteri pembunuhan ini disutradarai oleh Joel Schumacher dan dibintangi aktor kawakan Nicolas Cage. Berkisah tentang seorang investigator swasta yang menangani sebuah kasus penculikan dengan kekerasan. Dari segi jalan cerita sangat menarik. Gaya film ini seperti membuka bungkus misteri satu demi satu. Runtun lancar dan terangkai baik. Kemampuan film dalam membungkus misteri mampu membuat betah menyimak hingga akhir. 8mm (1999) - 7/10

Tiger Wong versi layar lebar

Begitu Nicolas Tse menyebut nama karakternya ... Tiger Wong, baru semuanya jelas. Ternyata film ini merupakan adaptasi dari komik lawas yang fenomenal (setidaknya bagi jaman penulis Sekolah Dasar dulu) yang berjudul Tiger Wong. Alur ceritanya sendiri, kurang begitu menancap baik. Karena sibuk mencocokkan karakter yang ada di film dengan memori penulis tentang komik Tiger Wong. Dan, ternyata memang berbeda. Yang penulis kenal dari komik Tiger Wong, adalah petualangan duo Tiger Wong dan Gold Dragon. Disini ada karakter Dragon Wong (kakak dari Tiger Wong) yang di komik karakternya "terlewatkan" dan diceritakan telah meninggal. Lebih pas bila karakter Tiger Wong dibawakan Donnie, pendapat penulis. Karakter Tiger Wong disini minus jurus Sembilan Matahari. Gold Dragon. Disini justru bernama Turbo. Sama, menggunakan Nunchaku. Sama, andalan jurus Baju Besi Emas dengan simbol Lonceng Besi. Minus karakter Guy si Tapak Budha. Disini ada karakter 4 sahabat, namun...

Kisah horor dibalik tragedi di jalan tol saat menyambut perayaan Songkran

Sajian dari negara tetangga, Thailand, kali ini cukup berkesan. Menipu di awal cerita tapi semakin ke dalam semakin meningkat grafik chemistry cerita-nya. Unik. Keren. Salah satu hal yang membuat Movielitas tertipu di awal adalah sekilas terlihat "baru", tapi ternyata film ini diproduksi tahun 2016 silam. Film ini memiliki tiga babak. Dari segi durasi cerita per babak, digambarkan seperti segitiga. Dimana kisah pertama, pendek. Kisah kedua, kisah yang paling panjang dan kisah ketiga-nya biasa saja. Sedangkan dari segi kedalaman cerita, seperti yang sudah ditulis sebelumnya, film garapan sutradara Sarawut Wichiensarn, memiliki gaya grafik ke atas.   Kisah pertama dimulai dengan kisah Tar yang mengalami konflik cinta dengan kekasihnya. Merasa dibohongi terus-menerus soal kehamilan, Tar menantang pacarnya untuk benar-benar melakukan bunuh diri saat meminta putus. Kisah pertama ini membuat Movielitas kurang menarik mengikuti. Kesan dari kisah pertama adalah terlalu memaksa horor...

Presecutor innocent

Sebenarnya kalau disimak hingga akhir, film ini sederhana konfliknya. Hanya saja di dalam konflik tersebut, di-rumit-kan, apalagi dengan pengetahuan bahasa hukum di Amerika. Berkisah tentang seorang jaksa, Rusty Sabich, yang memang telah melakukan "kesalahan" berselingkuh dengan rekan kerjanya sendiri, Carolyn Polhemus. Dan, kesalahan Rusty tersebut semakin menjadi rumit ketika Carolyn ditemukan terbunuh. Semua bukti mengarah pada Rusty sebagai tersangka utama. Ada 2 konflik dalam film ini. Pertama, konflik internal keluarga dan eksternal dalam kehidupan Rusty Sabich sebagai bawahan kandidat Raymond Horgan. Juga proses hukum yang menimpanya dalam kasus pembunuhan. Kedua, tentang siapa yang sebenarnya membunuh Carolyn Polhemus. Awalnya, menarik. Tapi, semakin ke dalam semakin rumit. Terutama seputar dialog proses hukum di Amerika. Baru kemudian menjadi terasa sangat sederhana di bagian akhir. Keseluruhan, drama yang terasa berat dan kurang simple. Bila dit...

Kisah Dua Anak Manusia Yang Terdampar Indah

Film ini penulis dengar gaungnya karena disebut-sebut kontroversial (pada jamannya). Sejauh apa kontroversialnya. Ide ceritanya lumayan. Sebuah kapal besar dengan penumpang bangsawan mengalami kerusakan di tengah laut. Di antara yang selamat adalah sepasang saudara laki-perempuan yang masih anak-anak, Richard-Emmeline, ditemani oleh seorang dewasa, Bapak Button. Mereka bertiga kemudian terdampar di sebuah pulau kecil terpencil tanpa signal apapun. Kurang lebih seperti Castaway. Dan, tak lama berselang, Bapak Button meninggal. Jadilah Richard-Emmeline hidup sendirian di pulau itu. Beranjak dewasa....inilah fokus ceritanya. Kontroversialnya mungkin terletak di poin ini. Di satu sisi, "menarik" sekali. Brooke Shield pada saat itu masih cantik,imut,menggairahkan. Film ini seolah mengajak ikut berfantasi, bagaimana jadinya bila terdampar berdua.. ( dengan catatan kalau dengan mirip Brooke Shield versi muda ini! ) pasti asyik... Lain cerita kalau ternyata pasang...