Film ini terdiri dari dua babak. Babak pertama, kesan yang tertangkap adalah lamban. Bahkan Movielitas pun harus sempat tertidur mengikuti alur ceritanya. Berkisah tentang dua anak yang terlahir kembar, Elias dan Lukas, dan mereka (harus) tinggal di sebuah rumah mewah jauh dari "peradaban" di daerah pegunungan dan hutan liar bersama ibu mereka. Keseharian mereka berdua hanya bermain dan bermain namun diceritakan ada sedikit tekanan dari sang ibunda.
Film garapan sutradara Veronika Franz dan Severin Fiala ini baru mulai "menggigit", ketika alur cerita memasuki babak kedua. Yaitu babak "perlawanan" sang anak yang meragukan identitas ibu nya sendiri. Dimata Elias dan Lukas, sang ibu yang bersama mereka saat itu bukanlah ibu kandung mereka. Dan, jalan cerita film terasa mulai berkesan "sakit".
Movielitas di separuh babak awal juga mulai curiga dengan plot cerita film ini. Seperti pernah mengenal gaya plot cerita nya. Antara lain disini dan disana. Di kedua film, A Tale Of Two Sisters (2003) dan The Uninveted (2009) tersebut, juga memiliki kemiripan plot cerita hanya berbeda polesan saja.
Overall, Movielitas sebenarnya menyukai gaya film minimalis seperti ini. Tidak terlalu banyak menampilkan banyak tokoh dalam satu wadah film. Hanya saja, untuk sampai ke inti konflik, cerita berjalan lamban. Untuk jenis konfliknya, menurut Movielitas terlalu "sakit". Sadis.
Yang menarik perhatian lainnya adalah lokasi rumah sebagai background cerita. Movielitas punya impian kelak bisa memiliki rumah peristirahatan di alam liar jauh dari keramaian perkotaan, bertetangga dengan pegunungan dan hutan liar seperti kemewahan rumah di film ini.
Bagi penggemar film ber-genre thriller psikologis, film ini bisa menjadi tambahan koleksi. Terakhir, Goodnight everybody, watch out what you believe...
Goodnight Mommy (2014) - 6/10
Comments
Post a Comment