Harus diakui bila genre film seperti ini kadang sulit sekali masuk dengan selera Movielitas.
Kesan pertama yang langsung mencuri perhatian Movielitas, lokasi rumah yang dipakai untuk karakter utama Louise Banks disini sangat keren. View-nya andalan yang sangat syahdu. Movielitas berharap kelak bila ada umur, Movielitas ingin punya rumah peristirahatan seperti milik guru bahasa cantik Louise Banks ini.
Berikutnya, dan tak kalah penting pastinya, permainan spesial efek disini sangat keren. Khas Hollywood.
Hingga pertengan jalan cerita, Movielitas spontan teringat pada gaya cerita film Contact, E.T, dan War Of The Worlds-nya Tom Cruise. Kurang lebihnya, ketiga film itu dipotong tipis-tipis lalu diogoreng dalam satu wadah film ini.
Tema perkenalan dengan alien di Contact dengan Jodie Foster-nya sebut saja versi analog, lalu dikembangkan secara digital disini. Lalu ada Heptapods yang sekilas mirip dengan penampakan di War Of The Worlds.
Dari segi plot alur cerita, Movielitas kurang begitu menyukai. Terlalu acak untuk selera Movielitas. Saling putar, maju dan mundur berlangsung sepanjang film seperti memberi teka-teki apa yang sebenarnya terjadi. Mungkin bagi sebagian pemirsa menyukai gaya cerita teka-teki back and forth ala film ini. Back to selera.
Movielitas juga kurang bisa memahami arti dan makna kehadiran karakter Ian yang diperankan Jeremy Renner. Seperti tidak ada pengaruh apa-apa ke jalan cerita.
Overall, kalau hanya untuk menceritakan masalah indera keenam, kenapa harus memakai kostum alien hingga membawa isu perang antara Cina-Amerika. Kurang simple.
Arrival (2016) - 6/10
Comments
Post a Comment