Film ini ternyata berbicara soal legenda seni beladiri Wing Chun yang dipopulerkan oleh Master Ip Man. Dilihat dari tahun rilisnya, film ini baru muncul setelah film Ip Man dengan aktor Donnie Yen. Entah mengapa dibuat versi Ip Man yang satu ini. Dan, kali ini yang didapuk sebagai Ip Man adalah Tony Leung.
Bagi Movielitas, film ini secara garis besar memiliki alur kisah yang sama dengan versi Ip Man. Secara khusus, ada beberapa perbedaan yang membuat bingung antara mana yang benar dan salah dengan sejarah legenda Ip Man ini.
Secara visual film ini jauh berbeda dengan versi Donnie Yen. Atmosfir film lebih banyak bermain dengan warna dark gold. Film terasa dark, suram, muram. Hampir tidak ada warna "cerah". Dialognya terasa beda. Story line pun tidak seringan Ip Man versi Donnie Yen, tapi terbagi dua antara kisah guru Ip Man pada era kejayaannya sebagai ahli beladiri dan kisah konflik keluarga Gong Er yang sedikit banyak juga melibatkan Ip Man. Lalu, dalam beberapa momen perjalanan hidup Ip Man disini serta orang-orang sekitar-nya juga memiliki perbedaan dengan versi Donnie.
Yang mana yang lebih menarik? Movielitas lebih memilih Ip Man versi Donnie Yen. Lebih ringan alur ceritanya. Tidak pecah fokus cerita-nya. Disini lebih terasa teaterikal. Alunan musik sendu dan scene-scene "merenung" sedih dengan dialog-dialog yang puitis penuh makna.
Dari sisi aksi laga memamerkan keindahan Wing Chun, Movielitas menyukai kedua-nya. Hanya disini porsi latihan dengan pola kayu khas era Bruce Lee, tidak begitu ditonjolkan. Tapi, untuk opening scene di film ini, sangat menarik sekali. Mantab.
Antara Donnie Yen dan Tony Leung? Movielitas menyukai gaya mereka berdua sebagai Ip Man. Setidaknya dari mereka, penonton bisa merasakan dahsyat-nya dan indahnya seni beladiri Wing Chun meski terlihat lembut. Baik Donnie dan Tony membawakan karakter Ip Man dengan satu garis yang sama, tidak perlu memamerkan otot tubuh yang besar, lembut rapi dengan kostum tradisional yang tertutup, dan mematikan.
Kalau, antara istri Ip Man di versi Donnie dan Tony Leung? Movielitas jujur menyukai wajah sendu Song Hye-kyo yang.... entahlah, dan wajah sendu Zhang Ziyi yang mmmhhh.... Speechless but they are beautiful goddess.
Keseluruhan, bagi Movielitas, film ini terasa menarik hanya bagian setengah dari awal cerita. Sajian aksi laga beladiri-nya yang digarap dengan mantab sayangnya terasa seperti diberi porsi setengah film saja, sisanya hanya drama konflik hidup Ip Man dan duri dalam keluarga Gong Er.
*** By the way, hingga film berakhir, Movielitas tidak begitu paham dengan munculnya sosok karakter si Pisau Cukur. ***
The Grandmaster (2013) - 6/10