Film ini langsung mengingatkan pada gaya film Frequency yang dimainkan oleh Dennis Quaid dan Jim Caviezel.
Bedanya, kalau di Frequency bermain-main di area lintas ruang dan waktu antara ayah dan anak, di sini bernuansa romantis kisah bertepuk sebelah tangan.
Sebenarnya dari awal, film ini mampu membuat penasaran bagaimana akhirnya. Apakah bahagia atau sedih, karena kartu as (inti cerita) sudah dibuka hampir di bagian tengah. Tidak bisa diharapkan romantis karena di babak pertengahan sudah jelas bagaimana garis hubungan dua anak manusia yang hidup berbeda tahun bisa secara ajaib bertemu lewat radio CB.
Tinggal menunggu, mengapa justru karakter utama tidak kebagian porsi happy ending-nya. Apakah "dimatikan" atau justru akan ada kisah romantis ajaib beda usia yang terpaut jauh. Ternyata dugaan itu meleset semua.
Bagian paling datar dari film Korea ini adalah endingnya. Kurang mantab dan begitu saja. Tidak ada efek apa-apa. Bila digambarkan dengan grafik, alur grafik film ini justru menurun tajam di ending-nya yang seolah "membunuh" suasana film romantis di bagian awal.
Ditto (2000) - 6/10