Dibilang menarik, mungkin karena gaya film ini dalam menyajikan kisah besar dan sensitif.
Kisah yang diangkat adalah kisah nyata yang terjadi berdekatan dengan peristiwa 9/11. Dan, merupakan kasus yang "seharusnya" besar sekaligus sensitif.
Tapi, kasus besar dan sensitif tersebut diolah dengan gaya yang kalem. Soft. Tidak ada letupan emosi berlebihan, baku pukul, ataupun debat sengit antar karakter di dalam konfliknya. Dan, paling menonjol buat penulis adalah Liev Schreiber yang memerankan Baron. Sangat kalem menyikapi kasus yang menyinggung sebuah kepercayaan.
Porsi cerita lebih fokus ke sebuah tim wartawan, karena seperti yang dijelaskan di dalam cerita, fokus kasus lebih ke sebuah kesalahan sistem, bukan "menyerang" personal ataupun lembaga agama. Akhirnya, porsi kemunculan karakter siapa yang berada di posisi "bersalah" sangat kecil, tapi banyak disebutkan di dialog.
Yang patut diapresiasi tentu saja sisi keberanian dari film ini untuk mengangkat kebenaran yang sangat sensitif. Dan, apa yang dialami tim Spotlight versi asli mungkin saja tidak semulus versi film.
Bagi penulis, film bergenre seperti ini memiliki poin istimewa, dimana kita bisa menambah wawasan dari ketidaktahuan menjadi sedikit lebih tahu. Mengapa sedikit? Karena ini hanyalah film yang melewati gunting editing dan sensor.
Pesan moral dari film ini versi penulis adalah apa yang kelihatan baik belum tentu baik. Beriman kepada Tuhan itu baik, tapi beriman kepada manusia itu bisa saja berbahaya.
Spotlight (2015) - 7/10