Sebuah film yang kesannya menyindir kehidupan masa kini dari konflik utamanya.
Kesan yang didapat dari film ketika terbuka adalah atmosfir gaya kantor yang cerah dan nyaman. Selain atmosfir kantor, yang mencuri perhatian penulis adalah konsep monitor komputer yang keren.
Baru kemudian diketahui film ini bertema futuristik dalam arti menceritakan kejadian di suatu waktu dimana teknologi sudah menjadi layaknya asisten pribadi.
Tidak hanya berjenis smartphone, tapi lebih daripada sebuah Operating System melainkan Intelligent Operating System. Dimana, dalam melakukan "tugas"-nya Intelligent Operating System ini dilengkapi dengan suara dan bahkan perasaan layaknya manusia.
Kecanggihan sistem operasi ini adalah mampu membaca email dengan intonasi manusia, membalas email dengan speech mode (tidak lagi dengan mengetik), memutar lagu sekaligus bernyanyi, bisa di-curhat-in, bisa diajak bercanda, bisa memesan kebutuhan user via online, bisa buat pasangan virtual sex...Wow!!
Konflik utama film ini adalah ketika kecanggihan Intelligent Operating System yang layaknya manusia tapi hanya dalam bentuk suara ini "menyentuh" user yang sedang bermasalah dalam percintaan.
Template drama-cinta nya biasa, sudah umum. Perkenalan-mesra-konflik-pisah-bersatu. Konfliknya saja yang menonjol unik dengan gaya minimalis-futuristik.
Tentu saja semua berkat akting brilian dari aktor Joaquin Phoenix. Awesome. Dalam bayangan penulis, tidak mudah memainkan karakter Theodore yang membangun sebuah relationship virtual dengan sebuah Operating System.
Versi penulis pribadi, film ini menyindir jaman kekinian dimana seolah orang begitu mencintai smartphone. Bahkan bisa dikatakan bahwa smartphone "lebih mengerti" apa yang kita butuhkan daripada manusia.
Misalnya, mencari suatu berita tinggal nyalakan phone, searching via Google atau Twitter. Tidak perlu bertanya kanan-kiri. Kemanapun-kapanpun pada saat bangun tidur pagi, mandi, makan, bekerja, berlibur, saat antri, saat menunggu, di bus, kereta, mobil, berjalan, hingga tidur malam, dapat dipastikan (terutama untuk orang kekinian) handphone pintar kita ada di dekat setia mendampingi. Kebiasaan lain orang kekinian adalah sering menunduk sibuk (entah beneran ada "berita penting" atau cuma buat gaya-gaya an) melihat layar phone.
Her (2013) - 7/10