Drama akibat ego yang mengalahi kepercayaan
Yang menarik dari awal adalah nama Leonardo Di Caprio dan Russell Crowe.
Film ini mengangkat tema sensitif, tentang perseteruan kepercayaan yang diberi label terorisme. Dan, hasilnya untuk penulis, konfliknya cukup berat.
Inti cerita sekaligus mungkin pesan film ini adalah konflik kepercayaan ini tidak akan pernah berakhir. Dan, seperti yang bisa penulis kutip dari terjemahan dialog di dalam film tahun 2008 ini adalah tidak akan pernah usai bersengketa selama ego mengalahkan kepercayaan.
Sejatinya penulis percaya, kepercayaan apapun tidak akan pernah mengajarkan kekerasan dalam bentuk apapun sebagai jalan memuliakan hidup beragama. Namun, ketika ego (baca: kebencian) lebih besar daripada keyakinan sendiri, maka akan terus akan lahir gesekan demi gesekan baru. Saling membunuh saling mengancam dengan bahasa konspirasi yang susah dimengerti bagi pecinta damai.
Film ini juga menyalurkan pesan kecil lewat cerita sedikit percintaan antara karakter agen Ferris yang ditempatkan di lapangan (Timur Tengah) dengan perawat keturunan Iran, Aisha. Bahwa perseteruan kepercayaan akan bisa berakhir bila ada cinta.
Bila dilihat dari plot ceritanya, sebenarnya intinya sangat sederhana namun disetir sangat rumit, yaitu menangkap target yang bernama Al-Saleem. Hanya saja demi menangkap Saleem, yang fisiknya dibuat seperti label teroris umumnya, prosesnya sangat panjang. Harus bertemu dengan karakter ini-itu agar bisa sampai ke target utama.
Karena penulis kurang begitu tertarik memahami konflik kepercayaan di dunia nyata ataupun tidak nyata, aroma film ini akhirnya menjadi berat. Bahasa dialog masalah kenegaraan yang memerangi teroris membuat minat menurun. Kesan yang tertangkap akhirnya berujung pada kesan drama biasa seorang mata-mata di negara yang dianggap teroris.
Body Of Lies (2008) - 6/10