Yang pertama keluar tahun 1991, dilanjutkan tahun 2001, lalu ini selang setahun berikutnya tahun 2002. Hanya kalau diurutkan berdasarkan plot cerita, maka plot cerita disini merupakan awal atau sebelum film tahun 1991. Prekuel. Asal muasal mengapa Hannibal Lecter dipenjara di seri pertama.
Karena, melompat jauh (produksi tahun 2002, sedangkan plot cerita harus sebisanya sesuai dengan kondisi tahun 1991) maka terlihat "aneh". Fisik Anthony Hopkins, mau tidak mau lebih gemuk dan lebih tua pastinya. Pernak-pernik di seri pertama kembali dimunculkan, Dr.Chilton, perawat Barney, suasana penjara.
Mau tidak mau juga, di sini atmosfir nya lebih modern. Kali ini bukan Foster, atau juga Julianne Moore, tapi Edward Norton. Anthony Hopkins, masih tetap tak tergoyahkan membawakan karakter berdarah dingin sang Hannibal.
Skema alur cerita, kurang lebih sama dengan seri pertama. Posisi Hannibal, awalnya di plot untuk membantu memecahkan misteri pembunuhan berantai yang dijuluki Peri Gigi. Namun, semakin ke dalam, pengaruh Hannibal ternyata masih berpengaruh "menyetir" sang Peri Gigi.
Bobot cerita disini lebih ringan daripada di Silence Of The Lamb. Meski, berlika-liku dan cukup kompleks, setidaknya masih tetap dapat diikuti. Disini tak hanya konflik Will-Lecter yang dilempar, tapi juga konflik karakter Peri Gigi yang jatuh cinta ke Reba, seorang gadis buta. Lalu ada beberapa konflik kecil sebagai pelengkap lika-liku konflik. Lebih rapi.
Meskipun, sejak awal sudah dimunculkan mana karakter baik mana karakter jahat tanpa perlu disembunyikan, tapi tetap menarik. Kita hanya menunggu bagaimana plot kaitannya mempertemukan polisi dan penjahatnya. Dan memang proses mempertemukan Will dengan "bantuan" Hannibal kepada Peri Gigi inilah yang menjadi kekuatan cerita disini.
Posisi serial killer, yang di seri pertama diisi oleh Buffalo Bill, kurang terasa "ada" karena minim porsi. Tapi disini porsi Red Dragon, cukup berpengaruh. Imbang antara porsi karakter Will sebagai detektif, porsi Hannibal, dan Peri Gigi.
Bila disuruh memilih antara ketiga Hannibal, maka penulis memilih seri ini sebagai seri terbaik. Lebih mantap, lebih terasa aroma thriller crime-nya.
Red Dragon (2002) - 7/10