Film yang menarik. Kisahnya dilempar dalam tiga kisah dengan tiga karakter berbeda dengan tiga dunia masing-masing karakter. Dasarnya dunia tiga cerita disini memiliki kesamaan nada dasar yaitu digital. Dan, karena teknologi digital pula lah mereka semua "terjerat" masalah.
Plot
ceritanya bagus. Tiga cerita yang ada, baik disambung maupun tak
disambung, tidak mempengaruhi kualitas cerita keseluruhan. Kalau dari
sisi penulis, film ini seperti menebarkan pesan terselubung seputar
bahaya dunia sosial di internet.
Dari
kisah Nina, awalnya dari camsex sebagai batu loncatan karir-nya. Tentu
saja, langkahnya mengangkat dunia chat adult sebagai tema berita menjadi
masalah hukum bagi narasumber. Dan, bagaimana dengan dunia Kyle sebagai
narasumber berita untuk karir Nina? Ya, begitulah dunia dewasa di dalam
internet. Para anak muda direkrut untuk kemudian dijadikan objek pemuas
nafsu.
Dari kisah Ben yang
dikerjai oleh rekan sekolahnya, juga berawal dari dunia chatting. Ini
lah resiko dalam mendalami dunia chatting. Dunia maya. Dunia semu dimana
kita tidak tahu siapakah orang di seberang sana yang menyapa atau
menerima sapa kita. Bisa orang baik dengan kelamin jujur, bisa juga
orang jahat dengan kelamin tak jujur. Seperti melempar koin undian.
Dari
kisah Derek dan Cindy, juga berawal dari chatting, kartu kredit mereka
mengalami penjebolan identitas. Kalau untuk kasus ini, sepertinya memang
paling "keren". Karena perlu keahlian khusus dalam melakukan cyber
crime seperti ini.
Dari film ini,
kita diajak untuk lebih bijak dalam ber-sosial media di internet.
Disamping dengan kualitas cerita, gaya alur plot cerita, juga ada lagi
yang menarik dari film garapan sutradara Henry Alex Rubin ini, yaitu
musik. Kalau bagi penulis ada dua lagu yang begitu dengar langsung
"kena". Pertama, lagu di bagian opening, dan kedua lagu yang dinyanyikan
karakter Ben, nice.....
Disconnect (2012) - 7/10