Film dari Jepang yang pastinya akan cocok dinikmati bagi para penggemar kisah melankolis dramatis. Mengharu biru.
Awalnya, seperti campuran dua rasa, unik dan romantis. Rasa unik dihadirkan dalam hubungan cinta bertepuk sebelah antara Shizuru dan Segawa. Terutama untuk gaya childish yang ditampilkan lewat karakter Shizuru.
Rasa romantis dihadirkan melalui kisah cinta malu-malu antara Segawa dan Miyuki (sembah sujud padamu Miyuki, cantiknya menggeleparkan bumi nusantara ......). Manis. Kisah cinta yang ditampilkan antara lelaki biasa yang malu-malu karena secara beruntung disentuh malaikat mendapatkan kesempatan menjalin hubungan dengan gadis yang cantiknya meruntuhkan khayangan bumi...
Alur cerita, bagi penulis, awalnya memang terasa biasa. Ada cinta segitiga di antara ketiga karakter. Saling cinta, ada yang bahagia ada yang terluka. Baru terasa "dapat" sekitar 3/4 film, dimana Segawa mengunjungi New York untuk bertemu Shizuru.
Dan sepertinya memang alur cerita ini dibuat seperti sebuah menjalani sebuah bukit, perlahan pelan tensi cerita naik....dibuat tinggi dibuai ekspektasi akan adanya kisah romantis yang dulu dianggap wierdo-freak akan disulap menjadi bidadari cantik...., lalu dibanting turun oleh kenyataan pahit...
Bagian paling menarik dari film ini bagi penulis adalah "tipuan"-nya. Karena penulis sendiri berekspektasi, akan ada kisah romantis masa sekolah yang diulang ketika mereka tumbuh dewasa, (Segawa-Miyuki) namun tak ada.
Ekspektasi berikutnya, akan ada kisah cinta yang dulu terlihat "bukan" gadis impian melainkan gadis kekanak-kanakan, ternyata setelah dewasa menjadi wanita yang mandiri sekaligus anggun (Segawa-Shizuru), juga tak terjadi.
Keseluruhan, film ini menarik dengan kisah romantis dan twist-nya.
Heavenly Forest (2006) - 6/10