Memang harus penulis akui kalau Korea jago membuat karya drama yang menarik. Di satu sisi terasa "berlebihan" dalam mendramatiskan suasana. Tapi, di sisi lain memang bagus. Seperti di film ini, racikan rasa drama mengharukan-nya sangat menarik.
Jangan lupa menyiapkan tisue, karena mungkin akan ada banjir air mata ketika menyaksikan drama ayah-anak yang mengharukan disini. Sajian drama ayah dengan keterbelakangan mental dengan anak gadis ciliknya yang periang.
Ada moment menarik yang membuat penulis "bingung" antara kocak dan harus minimal tersenyum dengan menahan setetes air mata.
Moment balon zeppelin. Memang, membuat balon zeppelin di sebuah penjara terasa sedikit di luar logika, tapi karena ini film, maka "diterima" saja.
Momen balon zeppelin ini, sangat menarik. Sajiannya benar-benar membuat bingung. Di satu sisi terasa lucu, rencana melarikan diri dengan balon udara ternyata gagal hanya karena tersangkut pagar. Di sisi lain, tentu saja mengharukan karena malah sebenarnya baik ayah ataupun sang anak sudah merasa "cukup" bahagia baik di dalam atau pun luar penjara.
Momen berikutnya adalah mendekati detik-detik akhir penghukuman yang tidak adil ini.
"Terimakasih karena telah menjadi ayahku..." Kata sang anak sambil bersujud dan menyembah.
"Terimakasih telah menjadi anakku..." Balas sang ayah dengan meniru gaya sang anak.
Mungkin ada yang kurang dengan drama ini, yaitu lagu soundtrack yang easy listening sebagai pemanis sekaligus penanda memori.
Mantab. Memilukan. Bagus, that's all.
Miracle in Cell No.7 (2013) - 7/10