Apa yang membuat film ini begitu "memikat" dan menarik rasa penasaran dalam buat penulis tak lain adalah pengaruh Dwayne Johnson. Nama besarnya serta beberapa filmnya terdahulu memiliki rasa tersendiri. Kini, Dwayne menjadi new Kevin Sorbo dengan karakter Hercules putra Zeus. Separuh manusia separuh dewa. Dan memburu film ini bukan hal mudah.
Sayangnya, konflik dalam film ini terasa biasa saja. Payah. Kurang greget. Beberapa momen penulis harapkan menyimpan hook ternyata datar saja.
Hercules yang kuat berpihak pada yang lemah namun ternyata "salah". Konflik tersebut terasa biasa saja. Momen pertempuran pertama, penulis berharap akan ada kejutan bala bantuan atau koloni baru, ternyata tak ada.
Dalam pertempuran pertama, kemenangan Hercules terasa janggal apabila melihat tidak imbangnya jumlah kekuatan pasukan, namun ternyata menang. Samar-samar penampilan manusia setengah kuda dimunculkan, memberi harapan akan muncul karakter kejutan, namun lagi-lagi terpatahkan.
Pertempuran klimaks antara Rhesus dan Hercules juga tak sesuai harapan. Konflik pengkhianatan yang muncul juga tak berpengaruh besar. Terlalu mudah terlalu singkat akhirnya bisa ditebak arah cerita berikutnya. Apalagi bagian revenge Hercules kepada Eurystheus. Sangat singkat. Kembalinya Autolycus dan panah Tydeus juga bisa ditebak arahnya.
Meski begitu, tetap saja penampilan Dwayne disini cukup menawan. Fisiknya sangat menunjang untuk menjadi sosok Hercules. Komputerisasi pertempuran dan aksi laga disini juga lumayan bertenaga. Detailnya rapi dan enak dinikmati. Rasa komedi ditebarkan oleh Amphiaraus setidaknya bisa menyegarkan suasana.
Pesan moral film ini versi penulis, tidak perlu dianggap pahlawan karena setiap manusia sejatinya adalah pahlawan. Tinggal kita mempercayainya atau tidak. Karena Hercules mempercayainya akhirnya membuat Hercules menjadi legenda dunia.
Hercules (2014) - 6/10
Comments
Post a Comment