Tema yang diangkat film ini boleh penulis katakan cukup sensitif mengingat temanya berhubungan dengan sebuah kepercayaan.
Berkisah tentang kejadian spiritual yang merapat ke karakter Frankie Paige tidak memiliki kepercayaan. Kejadian spiritual yang dimaksud adalah tanda-tanda seputar penyaliban. Tentu saja kejadian yang dialami Frankie adalah unexplainable.
Kalau dari segi horornya cukup menarik. Nuansa dominan dark sepanjang film ini selain bernilai artistik juga menambah daya suram masa-masa stigmata yang dialami karakter Frankie. Paling berkesan disini adalah adegan dimana suara Frankie tiba-tiba berubah menjadi suara berat pria dan kemudian ditarik melayang di udara.
Yang membuat bingung bagi penulis adalah pesannya. Sepanjang yang penulis tangkap di cerita adalah sang pembawa pesan merasuk ke dalam jiwa Frankie dan memasuki prosesi kerasukan. Proses kerasukan sendiri umumnya adalah negatif. Sedangkan pesan itu sendiri ditulis dalam bahasa Aramic di dinding, namun kemudian menjadi polemik bagi petinggi gereja. Bahkan pada bagian akhir, sang petinggi berupaya "menghilangkan" Frankie demi keutuhan mansion of the stone and wood. Tentu saja disitu letak sensitifitas tema film ini. Di satu sisi, ada organisasi yang menghimpun umat namun di sisi lain ada pelajaran lain.
Sepanjang yang penulis ketahui, agama sejatinya adalah masalah pribadi dan tidak terbatas pada bangunan tembok. Versi penulis, pesan dari film ini adalah memberi sudut pandang lain mengenai agama bahwa agama adalah sehari-hari dan ada dimana-mana. Agama bukanlah organisasi atau perhimpunan atau lembaga melainkan kehidupan sehari-hari.
Stigmata (1999) - 7/10
Comments
Post a Comment