Dulu sekitar tahun 2005 adalah awal "berlibur" ke Bali selama hampir
saja empat tahun lamanya. Sebelumnya, yang penulis mampu ingat adalah
Liburan ke Bali pertama sekitar tahun 1990. Tepat saat Piala Dunia
Itali. Tak banyak yang bisa penulis download memori saat itu.
Kedua,
sekitar tahun 1999. Saat itu murni berlibur juga. Masih sama, tak
banyak memori yang bisa penulis ingat karena saat itu belum ada
handphone dan sebagainya sebagai penyimpan memori.
Ketiga,
sekitar tahun 2000. Saat itu adalah saat menentukan masa depan suram.
Pendaftaran masuk Perguruan Tinggi. Kala itu penulis mengambil pilihan
mendaftar di dua perguruan tinggi terkenal di Bali. Pulang dengan tangan
kosong alias sukses ditolak semua.
Keempat, sekitar
tahun 2001. Dengan perjuangan keras, penulis menorehkan sejarah saat
itu. Akhirnya berhasil merampungkan semester tiga dengan bekerja magang
di Kuta Paradiso Bali. Wow. It's miracle. Kisah magang ini terlalu panjang, namun merupakan salah satu momen berharga, suatu saat di Kuta Bali ala Andre Hehanusa.
Terakhir, kembali penulis berjodoh dengan Kuta Bali. Kali ini bukan berlibur melainkan "berlibur" alias bekerja. It's my favorite story of my life.
Selama hampir empat tahun bekerja dan berlibur di Kuta Bali. Tempat
berlibur favorit penulis hanya berjarak dalam area 1-2 kilo saja, yaitu
pantai Kuta.
Hampir setiap Sabtu selepas kerja, berburu
koran tiga jenis, laundry, penulis berjalan kaki melintas jalan Kartika
Plaza menuju Discovery Mall. Tak perlu cuci mata dengan isi mall,
karena pasti tak terbeli saat itu, miskin. Tujuan favorit penulis adalah
tangga di area belakang mall yang (mungkin) saat itu masih sederhana.
Pemandangan lepas menuju debur ombak pantai Kuta dan pemandangan para
manusia dari seluruh bumi berbaur menikmati surga ciptaan Maha Agung.
Sendirian. All by myself said by Eric Carmen.
Hiburan lainnya adalah Green Dolphin.
Sebuah grup jazz yang beranggotakan anak muda (kala itu) yang sangat
berbakat memainkan irama jazz. Pertunjukan live mereka di tengah-tengah
anak tangga Discovery Mall sangat menyatu dengan alam sunset sabtu sore
di Kuta Bali. Nice moment.
Rasanya, ingin kembali
merasakan panas matahari menyengat di sepanjang jalan Kartika Plaza.
Minum air dingin di bibir pantai. Bermain ombak. Dan menunggu saat
matahari terbenam. Tentu saja akan ada banyak perubahan tak seperti
dulu, namun setidaknya mengenang kembali jejak langkah dulu jungkir
balik mencari uang demi sesuap nasi.
Paling enak memang
menikmati debur ombak adalah berdua dengan pasangan bila ada. Atau
dengan keluarga. Atau lebih ekstrim dengan "satu kampung" beramai-ramai.
Namun, saat itu penulis lebih sering sendiri melepas penat dan angan ke
langit lautan. Apalagi pada saat itu (hingga kini) belum ada yang
khilaf menjadi kekasih.
Liburan membawa oleh-oleh. Itu
adalah aturan mainstream. Namun, penulis lebih memilih liburan kembali
membawa kenangan tak terlupakan. Oleh-oleh terutama makanan tak perlu
waktu lama untuk menghabiskannya, namun kenangan akan tersimpan
selamanya. Berharap juga pulang liburan dari Kuta Bali membawa bule
cantik asal Korea.
Setelah sekian tahun berlalu, tentu
saja ada rasa ingin kembali merasakan momen sore di bibir pantai Kuta.
Apalagi sekarang semua serba mudah dengan internet. Cukup dengan mouse
dan klik traveloka maka di
tangan tiket ke Bali bakal dengan mudah diadapat tanpa harus berpergian
ke kantor agen atau berdiri antri ala terminal. Semoga.
Tulisan ini diikutkan lomba kontes Traveloka Desember 2014