Kalau dilihat lebih dekat memang gerak adegan ceritanya memang terasa kaku dan akting para pemainnya juga kurang maksimal. Horor yang ditampilkan memang mengandung unsuk jual keseksian dan kecantikan, namun yang membedakan dengan horor lokal disini adalah kedalaman ceritanya yang berlapis-lapis. Hingga tidak terasa hanya sekedar menjual paras tubuh semata. Tidak parah.
Kualitas horor disini juga tebilang lumayan. Ilmu santet ala Thailand yang dimunculkan dikombinasikan dengan apik oleh efek yang tidak kalah dengan Hollywood. Memang tampilan horor di beberapa bagian dipadu dengan kekerasan yang "sakit".
Lebih menonjol lagi adalah double twist-nya. Gaya pertemanan remaja sejumlah 6 orang bila dengan gaya Hollywood akan "jatuh" pada gaya fall one by one. Satu persatu karakter dimatikan, tapi disini tampil dengan cerita yang berlapis. Jadi, penonton dikejutkan dengan tidak hanya kejutan horor semata tapi juga cerita motif dibalik persahabatan. Kedalaman cerita berlapis inilah yang favorit bagi penulis disini.
Di luar cerita, karakter Kim (nama aslinya susah banget), sekilas mengingatkan pada mantan..... *Kenapa harus terlahirkan sebagai artis Thailand yakkk....*
Art Of The Devil II (2005) - 7/10