Epic dan kolosal. Tema yang dipakai mengingatkan penulis pada gaya Fearless-nya Jet Li. Atau juga Ip Man.
Bila digambarkan skema cerita seperti segitiga terbalik. Down from somebody to nobody lalu menanjak dramatis ke hero. Pertama, cerita berjalan angkuh lalu menurun drastis tidak punya apa-apa dan bukan siapa-siapa kemudian diangkat dalam kesadaran tingkat Shaolin.
Dari segi cerita sudah umum, hanya yang menarik disini tentu saja pertemuan dua artis kenamaan senior. Keduanya pun favorit penulis hingga kini. Andy Lau dan Jackie Chan.
Hanya saja, setelah menyimak, penulis sedikit kecewa dengan pembagian porsi tampilnya. Posisi Jackie disini seperti di Karate Kid, yaitu sebagai peran pembantu. Tapi tidak seperti di Forbidden Kingdom, dimana Jackie masih punya chemistry kuat dalam cerita dengan Jet Li. Di sini kurang terasa chemistry Andy dan Jackie. Disamping itu, porsi Jackie sangat "sempit". Memang ada aksi Jackie, masih powerfull dan kocak, namun hanya sedikit. Tapi paling tidak sudah menghibur.
Dari segi akting, Andy Lau cukup lumayan. Aksi laganya juga mumpuni. Paling berkesan bagi penulis adalah akting Nicholas Tse yang terbilang junior dibandingkan Andy atau Jackie, tapi bisa memberi kesan antagonis yang dalam.
Beberapa pesan moral film ini versi penulis adalah mengingatkan untuk selalu rendah hati dan tidak sombong dengan jabatan atau kekayaan. Belajar memaafkan untuk segala hal.
Keseluruhan bagus. Meski ceritanya biasa saja dan umum, tapi diimbangi dengan dramatis khas film mandarin sudah cukup enak dinikmati. Aksi laga beladiri garapannya juga asyik dan keren. Powerfull. Aksi ledakan kuil juga full power, entah habis biaya berapa.
Shaolin (2011) - 7/10