Sebuah drama yang menyentuh. Itu kesan pertama. Berdasarkan kejadian nyata pada tanggal 14 November 1970, tim Marshall Univ. berkunjung ke kandang tim East Carolina dan mengalami kekalahan. Tak berhenti disitu, dalam perjalanan pulang kembali ke Huntington, pesawat yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan hebat. There were no survivors in that accident. 75 nyawa melayang dengan kebanggan kota.
Dari situ film berjalan dengan emosional khas drama inspirasional. Ada dramatisasi, ada optimis, ada konflik pesimis, dan ada keceriaan. Film ini membawa cerita berlapis yang diruntun secara apik. Tidak berat dalam konflik. Dan hampir rata-rata memiliki kualitas akting yang menawan hingga detail dramatisasi bisa sedikit terkaburkan.
Di film ini tak hanya berbicara tentang duka seiisi kota Huntington kehilangan tim futbol mereka. Tapi diurai dengan grafik meningkat. Dan semua berawal dari pelatih Jack Lengyel. Seorang pelatih yang selalu atraktif,unik, dan sangat optimis dalam tindakan. Cara Jack membangun tim futbol Huntington disini digambarkan sangat unik. Dan film ini juga tidak terperangkap hanya semata pada dinamika karakter Jack tapi secara pas film ini mengambil momen-momen penting dalam perjalan membangun tim yang hilang bersama tragedi. Ada momen duka, ada momen pembangunan tim, ada momen konflik hal baru, ada momen pesimis, ada momen tangis dan tawa.
Diantara semua karakter, penulis menyukai 2 kualitas akting aktor yaitu Matthew McConaughey dan Anthony Mickey. Sebelumnya, penulis kurang familiar dengan tragedi maupun siapa tokoh Jack Lengyel sebenarnya. Tapi disini melalui film ini ada nilai pembelajaran baru melalui tragedi dan meraba sedikit siapa Jack melalui Matthew. Mickey mewakili karakter Nate Ruffus sebagai kaptem juga sangat amat mencintai tim. Adegan paling berkesan adalah akting Mickey ketika harus sampai meneteskan air mata untuk ikut bertanding meski cidera demi kehormatan Marshall Univ.
We Are Marshall (2006) - 7/10
Comments
Post a Comment