Akhir-akhir ini sedang dihebohkan dengan maraknya transportasi berbasis online. Ada pihak pro dan juga kontra tentang keberadaan fenomena transportasi basis online seiring dengan berkembangnya teknologi digital. Dan, penulis memilih tidak pro juga tidak kontra, karena memang belum pernah meng-install apalagi memakai jasa transportasi berbasis online ini.
Meskipun belum pernah memakai jasa transportasi berbasis online, pastinya di sekitaran juga di sosial media, ada cerita-cerita plus minusnya.
Dari sudut pandang user (pengguna) secara umum nyaman (khususnya untuk basis kendaraan beroda empat), gaul-keren-kekinian (untuk kaum pengikut trend), menghemat waktu (untuk pemesan makanan).
Dari sudut pandang driver (pemilik kendaraan), bonusnya lumayan (katanya). Apabila ada tips (uang tambahan) semakin lumayan. Tapi, untuk antri di warung-warung kekinian (pesan makanan), ini butuh ekstra kesabaran.
Sedangkan sudut pribadi, adanya fenomena ini cukup positif sejauh ini. Karena membuka lapangan kerja mandiri dan ini sangat positif sekali. Bagi mereka yang sudah bekerja, adanya aplikasi transportasi basis online ini bisa digunakan sebagai penghasilan tambahan. Dan, baru-baru ini juga salah satu aplikasi besar yang sempat ramai ditentang malah menjadi sponsor pentas olahraga nasional.
Dari sudut pengguna jalan umum, penulis menilai keberadaan transportasi online ini juga masih positif. Setidaknya belum ada istilah Mendadak Kiri. Belum ada kisah drama penyanderaan ibu dan bayi. Satu mobil-satu penanggung jawab (bukan satu mobil dengan delapan driver berbeda).
Tentang perlu atau tidaknya keberadaan transportasi berbasis online, menurut penulis, selera masyarakat yang menjadi titik pentingnya. Bukan diikat dalam peraturan formal. Karena begitu selera masyarakat bergeser, satu fenomena akan hilang sendiri alias untuk segala sesuatu akan ada waktunya. Contoh sederhana, keberadaan smartphone yang semakin hari semakin canggih menggantikan smartphone jenis lama.
Karena berurusan dengan selera orang banyak, maka yang diperlukan kreatifitas dan kepekaan menangkap arah selera masyarakat. Bukan dengan mengganggu atau menyerang pihak lain.
Beberapa ide yang mungkin bisa dikembangkan kelak, aplikasi bis online khusus buat jumlah penumpang di atas 8 orang. Aplikasi antar jemput sekolah. Aplikasi antar jemput undangan pernikahan. Karena sejauh ini, jumlah penumpang yang bisa diangkut satu aplikasi masih minimalis.
Harus disadari bahwa belum semua mengerti atau melek teknologi, juga sebaliknya harus disadari bahwa teknologi sulit dibendung apalagi diboikot tapi harus disiasati.
Untuk segala sesuatu ada waktunya. Siapa yang peka dengan perubahan, dia yang bisa bertahan. Faktor "ekonomi" memang jadi akar banyak masalah tapi tetap tertib menjaga etika dan santun di jalan umum.
Keep safety in the road
Comments
Post a Comment