Sebuah cerita yang diangkat dari kisah nyata yang menyentuh sekaligus mungkin bisa menjadi inspirasi bagi kita semua.
Saat itu, perang masih berkecamuk. Pada suatu masa, Jepang sedang di atas angin. Bahkan tentara Inggris pun dibuat bertekuk lutut dan menjadi tawanan perang Jepang. Salah satunya adalah Eric Lomax.
Di pihak Jepang, salah satu orang yang berpengaruh dan terkenal karena kekejamannya selama menyiksa para tawanan perang adalah Nagase.
Sekian lama berlalu, usia semakin menua. Penyiksaan jaman perang meninggalkan trauma panjang bagi Eric Lomax dan rekan seperjuangannya yang masih hidup hingga saat jaman modern.
Di luar dugaan, Nagase, sang penyiksa, ternyata masih hidup....
Penulis yakin bahwa penyiksaan yang dialami oleh Lomax disini belum menyamai apa yang dialami di dunia nyata jaman dulu. Disini terasa "biasa". Hanya saja, berkat akting berkelas Colin Firth, kita bisa meraba kerasnya traumatik yang dialami Lomax hingga harus terbawa puluhan tahun selepas peperangan.
Pesan moral film ini tentu saja sangat jelas bahwa tindakan memaafkan orang yang pernah menyakiti kita adalah tindakan yang luar biasa berat bagi yang tersakiti jiwa raganya dan bisa jadi merupakan "pukulan jiwa" menyakitkan bagi yang dimaafkan. (Tentu saja dengan catatan apabila kedua belah pihak sepakat mengakhiri dendam masing-masing).
Di kehidupan nyata, diceritakan bahwa Lomax dan Nagase akhirnya berdamai dan bahkan menjadi teman baik hingga menutup mata...
The Railway Man (2013) - 6/10